ANALISIS PENGEMBANGAN KURIKULUM DI SMK NEGERI 3 MAKASSAR DI TINJAU DARI ASPEK FILOSOFI KURIKULUM DI









BAB I

PENDAHULUAN

Kurikulum sebagai rancangan suatu pendidikan mempunyai peran dan kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan, mengingat pentingnya peranan penting kurikulum di dalam pendidikan dan perkembangan kehidupan manusia, maka dalam pembuatan kurikulum harus menggunakan landasan – landasan yang kuat dan terlebih dahulu harus di identifikasi , dikaji, dianalisis, secara selektif, akurat, mendalam , dan menyeluruh landasan apa saja yang harus dijadikan patokan dalam merancang, mengembangkan, mengimplementasikan kurikulum agar kegiatan pendidikan berjalan sebagaimana mestinya dan sesuai dengan yang di harapkan, Sanjaya (2008) menyatakan bahwa landasan pengembangan kurikulum ada tiga yaitu landasan filosofis, psikologis, dan landasan sosiologis-teknologis. Pada kesempatan ini, kelompok kami akan mambahas salah satu landasan kurikulum, yaitu Landasan Filosofis.
Hakikat dan Prinsip Pengembangan Kurikulum
Pada hakikatnya pengembangan kurikulum itu merupakan usaha untuk mencari bagaimana rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan untuk mencapai tujuan tertentu dalam suatu lembaga. Pengembangan kurikulum di arahkan pada pencapaian nilai-nilai umum, konsep-konsep, masalah dan keterampilan yang akan menjadi isi kurikulum yang disusun dengan fokus pada nilai-nilai tadi. Adapun selain berpedoman pada landasan-landasan yang ada, pengembangan kurikulum juga berpijak pada prinsip-prinsip pengembangan kurikulum.
Berdasarkan UU No. 20 tahun 2003 Bab X tentang kurikulum, pasal 36 ayat 1 bahwa pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Suatu kurikulum diharapkan memberkan landasan, isi dan menjadi pedoman bagi pengembangan kemampuan siswa secara optimal sesuai dengan tuntunan dan tantangan perkembangan masyarakat.
Setiap pengembangan kurikulum, selain harus berpijak pada sejumlah landasan, juga harus menerapkan atau menggunakan prinsip-prinsip tertentu. Dengan adanya prinsip tersebut, setiap pengembangan kurikulum diikat oleh ketentuan atau hukum sehingga dalam pengembangannya mempunyai arah yang jelas sesuai dengan prinsip yang telah disepakati. Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum adalah sebagai berikut:
1. Prinsip Relevansi
Prinsip relevansi berkenaan dengan kesesuaian antara komponen tujuan, isi, strategi, dan evaluasi. Ada dua macam relevansi yang harus dimiliki kurikulum,yaitu relevansi keluar dan relevansi di dalam kurikulum itu sendiri. Relevansi keluar yaitu tujuan, isi dan proses belajar yang tercakup dalam kurkulum hendaknya relevan dengan tuntutan, kebutuhan dan perkembangan masyarakat. Adapun relevansi di dalam yaitu ada kesesuaian antara komponen-komponen kurikulum, yaitu antara tujuan, isi, proses penyampaian dan penilaian. Relevansi ini menunjukkan suatu keterpaduan kurikulum.
2. Prinsip Fleksibilitas
Prinsip fleksibilitas berkenaan dengan kebebasan/keluwesan yang dimiliki guru dalam mengimplementasikan kurikulum dan adanya alternatif pilihan program pendidikan bagi siswa sesuai dengan minat dan bakatnya.
3.Prinsip Kontinuitas
Prinsip kontinuitas berkenaan dengan adanya kesinambungan materi pelajaran antarberbagai jenis dan jenjang sekolah serta antartingkatan kelas. Perkembangan dan proses belajar berlangsung secara berkesinambungan, tidak terputus-putus atau terhenti-henti.
4. Prinsip Praktis dan Efisiensi
Kurikulum harus mudah dilaksanakan, menggunakan alat-alat sederhana dan biayanya juga murah. Tepat pelaksanaannya dan menghasilkan sesuatu dengan tidak membuang-buang waktu, tenaga, dan biaya.
5. Prinsip  Efektifitas
Keberhasilan  pelaksanaan kurikulum harus diperhatikan, baik kuantitas maupun kualitas. Keberhasilan kuntitas ditinjau dari komponen-komponen kurikulum, seperti tujuan, isi, proses belajar, dan evaluasi. Sedangkan keberhasilan kualitasnya dilihat dari hasil pelaksanaan kurikulum yang ada.
6. Prinsip khusus
Adapun prinsip khusus yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kurikulum, antara lain: prinsip keimanan, nilai dan budi pekerti luhur, penguasaan integrasi nasional, keseimbangan etika, logika, estetika, dan kinetika, kesamaan memperoleh kesempatan, abad pengetahuan dan teknologi informasi, pengembangan keterampilan hidup, berpusat pada anak, serta pendekatan menyeluruh dan kemitraan. (https://suwilah.wordpress.com/2014/03/28/landasan-pengembangan-kurikulum-2/)















BAB II
Analisis Pengembangan Kurikulum K 13 di SMK Negeri 03 Makasasar di tinjau dari aspek filosofi kurikulum.




Landasan Filosofis.

Filsafat berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu “philos” dan “sophia”. Philos, artinya cinta yang mendalam, dan Sophia adalah kearifan atau kebijaksanaan. Dari  sebagai cinta yang mendalam akan kearifan. Secara popular filsafat sering diartikan sebagai pandangan hidup suatu masyarakat atau pendirian hidup bagi individu. Henderson (1959) mengemukakan “popularly philosophy means one’s general view of live of men, of ideals, and of values, in the sense everyone has a philosophy of life”. Dengan demikian maka jelas setiap individu atau setiap kelompok masyarakat secara filosofis memiliki pandangan hidup yang mungkin berbeda sesuai dengan nilai-nilai yang dianggapnya baik.
Filsafat sebagai sebuah sistem nilai menjadi dasar yang menentukan tujuan pendidikan. Hal ini mengandung arti bahwa pandangan hidup atau sistem nilai yang dianggap baik dan dijadikan pedoman bagi masyarakat akan tercermin dalam tujuan pendidikan yang harus dicapai, karena kurikulum pada hakikatnya berfungsi untuk mempersiapkan anggota masyarakat yang dapat mempertahankan, mengembangkan diri dan dapat hidup dalam sistem nilai masyarakatnya sendiri.
Dalam pengembangan kurikulum, filsafat menjawab hal-hal mendasar bagi pengembangan kurikulum, antara lain: Ke mana anak didik akan dibawa? Masyarakat yang bagaimana yang akan dibentuk melalui pendidikan tersebut? Apa hakikat pengetahuan yang akan diajarkan kepada anak didik? Norma atau sistem yang bagaimana yang harus diwariskan kepada anak didik sebagai generasi penerus? Bagaimana proses pendidikan harus dijalankan?
Demikian mendasarnya pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh filsafat. Dengan kedudukannya yang begitu mendasar, filsafat memiliki paling tidak empat fungsi, yaitu:
Filsafat dapat menentukan arah dan tujuan pendidikan;
·     Filsafat dapat menentukan isi atau materi pelajaran yang harusdiberikan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai;
Filsafat dapat menentukan strategi atau cara pencapaian tujuan;
·     Filsafat dapat menentukan tolak ukur keberhasilan proses pendidikan.
Filsafat juga merupakan proses berpikir. Filsafat sering diartikan sebagai cara berpikir. Berfikir filosofis adalah berfikir yang memiliki ciri-ciri tertentu. Ciri-ciri tersebut menurut Sidi Gazalba (Uyoh Sadulloh: 2004), antara lain:
- Berpikir Radikal, yaitu berpikir sampai ke akar-akarnya, sampai pada konsekuensi terakhir.
- Berpikir Sistematis, adalah berpikir logis yang bergerak selangkah demi selangkah, dengan penuh kesadaran dengan urutan yang bertanggung jawab dan saling berhubungan yang teratur.
- Berpikir Universal, adalah tidak berpikir secaa khusus, yang hanya terbatas kepada bagian-bagian tertentu, melainkan mencakup keseluruhan secara sistematis dan logis sampai ke akar-akarnya.
Orang yang berfilsafat selalu berpikir secara mendalam tentang masalah secara menyeluruh sebagai upaya mencari dan menemukan kebenaran.
Filsafat memegang peranan penting dalam penyusunan & pengembangan kurikulum. Sama halnya dalam Filsafat Pendidikan, dikenal ada beberapa aliran filsafat, diantaranya perenialisme, essensialisme, eksistesialisme, progresivisme, dan rekonstruktivisme.

Perenialisme
Perenial berarti “abadi” , aliran ini beranggapan bahwa beberapa gagasan telah bertahan selama berabad – abad dan masih relevan saat ini seperti pada saat gagasan tersebut baru ditemukan. Perenialisme lebih menekankan pada keabadian, keidealan, kebenaran dan keindahan dari pada warisan budaya dan dampak sosial tertentu. Pengetahuan dianggap lebih penting dan kurang memperhatikan kegiatan sehari-hari. Pendidikan yang menganut faham ini menekankan pada kebenaran absolut, kebenaran universal yang tidak terikat pada tempat dan waktu. Aliran ini lebih berorientasi ke masa lalu.

Essensialisme
Aliran filsafat essensialisme adalah suatu paham yang menginginkan agar manusia kembali kepada kebudayaan yang lama , merujuk kepada pendidikan bersifat “tradisional” atau “back to basics” aliran ini dinamakan demikian karena filsafat ini berupaya menanamkan pada anak didik hal – hal “essensial” dari pengetahuan akademik dan perkembangan karakterEssensialisme menekankan pentingnya pewarisan budaya dan pemberian pengetahuan dan keterampilan pada peserta didik agar dapat menjadi anggota masyarakat yang berguna. Matematika, sains, dan mata pelajaran lainnya dianggap sebagai dasar-dasar substansi kurikulum yang berharga untuk hidup di masyarakat. Sama halnya dengan perenialisme, essesialisme juga lebih berorientasi pada masa lalu.

Eksistensialisme
Eksistensialisme merupakan paham yang berpusat pada manusia individu yang bertanggung jawab atas kemauannya yang bebas/kreatif , seseorang eksistensialis sadar bahwa kebenaran itu bersifat relative, dan karenanya itu masing – masing individu bebas menetukan mana yang benar atau salah . Eksistensialisme menekankan pada individu sebagai sumber pengetahuan tentang hidup dan makna. Untuk memahami kehidupan seseorang mesti memahami dirinya sendiri. Aliran ini mempertanyakan: Bagaimana saya hidup di dunia? Apa pengalaman itu?

Progresivisme
Progresivisme menekankan pada pentingnya melayani perbedaan individual, berpusat pada peserta didik, variasi pengalaman belajar dan proses. Progresivisme merupakan landasan bagi pengembangan belajar peserta didik aktif.

Rekonstruktivisme
Rekonstruktivisme merupakan elaborasi lanjut dari aliran progresivisme. Pada rekonstruktivisme, peradaban manusia masa depan sangat ditekankan. Di samping menekankan tentang perbedaan individual seperti pada progresivisme, rekonstruktivisme lebih jauh menekankan tentang pemecahan masalah, berfikir kritis dan sejenisnya. Aliran ini akan mempertanyakan untuk apa berfikir kritis, memecahkan masalah, dan melakukan sesuatu? Penganut aliran ini menekankan pada hasil belajar dari pada proses.
Aliran Filsafat Perenialisme, Essensialisme, Eksistensialisme merupakan aliran filsafat yang mendasari terhadap pengembangan Model Kurikulum Subjek-Akademis. Sedangkan, filsafat progresivisme memberikan dasar bagi pengembangan Model Kurikulum Pendidikan Pribadi. Sementara, filsafat rekonstruktivisme banyak diterapkan dalam pengembangan Model Kurikulum Interaksional. Dalam praktek pengembangan kurikulum, penerapan aliran filsafat cenderung dilakukan secara eklektif untuk lebih mengkompromikan dan mengakomodasikan berbagai kepentingan yang terkait dengan pendidikan. Saat ini, pada beberapa negara dan khususnya di Indonesia, tampaknya mulai terjadi pergeseran landasan dalam pengembangan kurikulum, yaitu dengan lebih menitikberatkan pada filsafat rekonstruktivisme (http://saipulung.blogspot.co.id/2012/11/landasan-filosofis-pengembangan.html)
Struktur Kurikulum 2013 jurusan teknik elektro di SMK 3 Makassar.
Lampiran 1. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Menengah
Nomor     : 1464/D3.3/KEP/KP/2014
Tanggal   : 16 Juni 2014

STRUKTUR KURIKULUM SMK/MAK
BIDANG  KEAHLIAN     :  TEKNOLOGI DAN REKAYASA
PROGRAM  KEAHLIAN  :  TEKNIK ENERGI TERBARUKAN

MATA PELAJARAN
KELAS
X
XI
XII
1
2
1
2
1
2
Kelompok A (Wajib) *)






1
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
3
3
3
3
3
3
2
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
2
2
2
2
2
2
3
Bahasa Indonesia
4
4
4
4
4
4
4
Matematika
4
4
4
4
4
4
5
Sejarah Indonesia
2
2
2
2
2
2
6
Bahasa Inggris
2
2
2
2
2
2
Kelompok B (Wajib) *)






7
Seni Budaya
2
2
2
2
2
2
8
Prakarya dan Kewirausahaan
2
2
2
2
2
2
9
Pendidikan Jasmani, Olah Raga & Kesehatan
3
3
3
3
3
3
Kelompok C (Peminatan)






C1.  Dasar Bidang Keahlian *)
10
Fisika
2
2
2
2
-
-
11
Kimia
2
2
2
2
-
-
12
Gambar Teknik
2
2
2
2
-
-
C2.  Dasar Program Keahlian
13
Simulasi Digital
3
3
-
-
-
-
14
Konversi Energi
3
3
-
-
-
-
15
Dasar-dasar Energi Terbarukan
12
12
-
-
-
-
C3.  Paket Keahlian
Teknik Energi Hidro
16
Pengelolaan PLTMH
-
-
4
4
-
-
17
Konstruksi Sipil PLTMH
-
-
6
6
8
8
18
Turbin Air dan Kelengkapan Mekanik
-
-
4
4
8
8
19
Sistem Kontrol dan Instalasi Kelistrikan PLTMH
-
-
4
4
4
4
20
Pemasangan PLTMH
-
-
-
-
4
4
Teknik Energi Surya dan Angin
16
Sistem Kontrol dan Instalasi Kelistrikan PLTS
-
-
4
4
4
4
17
Pemasangan dan Pemeliharaan PLTS
-
-
4
4
6
6
18
Teknologi PLTB
-
-
6
6
6
6
19
Pemanas Energi Suya
-
-
4
4
-
-
20
Aplikasi PLTS
-
-
-
-
8
8
Teknik Energi Biomassa
16
Biogas
-
-
8
8
-
-
17
Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa
-
-
6
6
-
-
18
Bahan Bakar Nabati
-
-
4
4
18
18
19
Teknologi Gasifikasi Biomassa
-
-
-
-
6
6
TOTAL
48
48
48
48
48
48
*) sesuai Permendikbud Nomor 70  Tahun 2013























 
Text Box: Text Box:
Text Box: Curriculum &
 learning
                                                                                                                                               
Text Box: Switching 10%-20%Text Box: Teacher center learningText Box: Student Center learningText Box:                                                                                                            



                                                                                   
                                             
Text Box: Intelegences basic



                                                   Gambar  2 (sumber Cheng 2008:38)


Berdasarkan gambar diatas paradigna baru pendidikan “pendekatan yang berpusat pada siswa/mahasiswa hanya berkisar 5% jika bi bandingkan pada pendekatan yang berpusat paga guru yang mempunyai value sebesar 40%. Hal ini menggambarkan bahwa peran guru dalam pelaksanaa kurikulum mempunyai keaktivan yang lebih banyak ketimbang seorang siswa. Sehingga dasar keceradasan siswa lebih sedikit di bandingkan guru. Dalam hal pengembangan kurikulum dan pembelajaran, menurut Cheng (2002) memahami bahwa perkembangan subjek pengetahuan masih sangat penting bagi pembangunan individu dan masyarakat, dengan pendekatan berpusat pada guru/dosen, penilaian standat untuk menjamin perolehan pengetahuan dan keterampilan . oleh sebab itu reformasi kurikulum yang digunkana hanya berkisar 10%-20% terhadap pendekatan pada siswa (kuswana sunaryo:2013).






                                                                       Knowledge basic
 

Text Box: Text Box:
Text Box: Switching 20%-30%Text Box: Curriculum &
 Learning
                                                                                                                                               
Text Box:                                                                                                            
Text Box: Teacher center learningText Box: Student Center learning
Text Box: Intelegences basic

                                                                                   
                                               Gambar : 3 (sumber Cheng 2008:39)

Dalam gambar diatas  menejelaskan bahwa platform berbasis pengetahuan adalah cara yang ampuh untuk kolam sumber daya untuk belajar dan efektif melalui lokalisasi globalisasi. Menurut cheng untuk mengetahui manajemen berbasis pengetahuan  dapat dikembangkan seperti palfrom bagi pembangunan yang berkelanjutan dan efektivitas . palfrom ini memberikan menjelaskan bagaimana, analisis perubahan secara bertahap yang didindikasikan 3 sampai lima tahun bisa berubah. Pengetahuan dan keterampilan yang didukung sumber-sumber daya local dan global secara intensif dikelola dan dimanfaatkan untuk tujuan kurikulum dan pembelajaran. Harapan terbesar dari paradigm baru, ini telah menyebar ke seluruh penjuru dunia dalam rangka mempersiapkan generasi di masa depan (Sunaryo kuawana:115).








Hasil Analis :

 

Text Box: Text Box:
Text Box: Curriculum &
 Learning
Text Box: Switching 30%-40%                                                                                                                                               
Text Box: Student Center learningText Box:                                                                                                            
Text Box: Teacher center learning


                                                                                   
                                             

Text Box: Intelegences basic


Gambar : 4 (Analisis Perkembangan kurikulum)

Dari gambar di atas menjelaskan bahwa student center learning sangat berpanguh dalam proses pembelajaran kurikulum 2013 di SMK Negeri 3 makassar, menerut wakil kepala siswa bidang kurikulum SMK negeri 3 Makassar mnejelaskan bawha kurikulum di SMK negeri 03 Makassar mempunyai 2 pendekatan yakni pendekatan religious dan pendekatan social, dimana pendekatan religius ini megintegrasikan kepada nilai agama ke kurikulum dan pendekatan social yang integrasikan kepada siswa maupun masyarakat. Terlepas dari itu menurut wakil kepala sekolah bidang kurikulum SMK Negeri 3 Makassar menyatakan bahwa didalam tiap teori terdapat 3 sikap yakni ; pengetahuan, keterampilan, dan sikap, sehingga dalam pengimplementasian teori para guru di SMK 3 Makassar menggunakan 3 metode belajar yakni: Inquiry, Prpject based learning, dan discovery. Di SMK negeri 3 juga menggunakan system penilain yang dimana pada awalnya menggunakan skala 1-4, namun seiring dengan perjalanan menggunakan angka 10-100 untuk melakukan penilaian kepada siswa.
Dalam kurikulum 2013 menurut wakil kepala sekolah bidang kurikulum SMK negeri 3 Makassar mengatakan bahwa norma-norma yang ada di kurikulum sangat berpengaruh terhadap norma dan perilaku siswa, utamanya dalam sikap, karena sangat jelas bahwa penrapan sikap di kurikulum 2013 ini telah menghasilkan perubahan sikap para siswa untuk pemacu dan penyeimbang terhadap siswa agar dapat diserap di dunia industry. Sehingga tak terleas dari segi sikap, sisea dikatan berhasil jika penilaian tersebut.  Bukan hanya dapat mengamalkan sesuatu yang telah didapatkan tetapi juga mengimplemtasikan dalam sehari-hari. Oleh karena itu di SMK Negeri 03 Makassar UKK (Uji Kompetensi Keahlian sebagai bentuk atau tolak ukur siswa. Kurikulum merupakan harga mati yang dimana kuirikulum dibuat, dirancang, dibuat, dan dikemas sesuai dengan dengan budaya masing-masing , hal iini di gambarkan pada bagaimana siswa mulai memulai pelajaran hingga selesai pelajaran.
Dengan menggunakan 3 metode pembelajaran yakni: inquity, project based learning, dan discovery ini dapat memotivasi siswa dalam proses belajar dan mengajar di kelas sehingga tujuan. Selanjutnya selain dengan menggunakan 3 metode pembelajaran yang telah disebutkan di atas menurut wakil kepala siswa SMK Negeri 3 Makassar, kurikulum 2013 juga dapat menilai seluruh kemapuan siswa dimana menggunakan penilain otentik , disamping sebagai fasilitator guru juga sebagai penilai .
sesuai dengan perkembangan jaman yang sanagt pesat di SMK Negeri 3 Makassar telah menyesaikan dengan perkembangan tekologi yang ada, umumnya pada jurusan Teknologi Energi Terbarukan, dimana siswa telah membuat pembangkit tenaga listrik tenaga surya untuk menjalankan kipas angin, selanjutnya menurut SMK Negeri 3 Makassar telah melakukan kerja sama dengan industry, dimana industry telah datang langsung ke SMK Negeri 3 Makassar untuk melihat keterampilan siswa, karena SMK siswa selalu menyesuaikan dengan melakukan adaptasi dengan dunia industry. Namun dengan minimnya fasilitas sangat jauh dari kata memadai, tetap dengan kreatifitas dan para guru SMK Negeri dapat menyesuaikan dengan perkembangan teknologi dan industry.
Kukirikum 2013 juga sangat meningkatkan keingintahuan siswa dimana penerapan student based learning di SMK 3 dimiplementasikan dalam kegiatan berkelompok dimana guru hanya mengrahkan dan selanjutnya siswa melakukan kerjasama untuk mencari permasalahan yang telah di berikan oleh seorang guru, namun guru bukan hanya dituntut untuk memiliki dimana seorang guru mempunyai keterampila pedagogi, sehinigga seorang guru dapat betu-betul dapat mentrasnfer ilmu kepada siswa.     




Text Box: KURIKULUM 2013


 



Text Box: AKSIOLOGISText Box: EPISTIMOLOGISText Box: ONTOLOGIS












Gambar 5: Tinjaun Filosofi

         Ontologis.

Peninjauan kurikulum 2013 dari perspektif ontology mendeskripsikan peranan kurikulum 2013 yang telah diterapkan di SMK negeri 2013 mengintegrasikan antara antara polpa fikir pemerintah yang dituangkan dalam kurikulum 2013 serta pengimplemtasian kurikulum k13 yang dilakukan oleh guru dan siswa. Menurut wakil kepala sekolah bidang kurikulum mengatakan bahwa hubungan kurikulum 2013 yang telah di laksanakan di SMK Negeri Makassar sangat membantu siswa dalam meningkatkan kreatifitas para siswa, dimana menurut wakil kepala sekolah bidang kurikulum SMK Negeri 3 mengatakan, dengan kurikulum 2013 yang menitik beratkan pada student center learning telah mampu menghasilkan siswa yang tidak hanya mempunyai pengetahuan, tetapi juga keterampilan dan sikap.

         Epistimologis.
Sejauh penerapan kurikukulum 2013 di SMK Negeri 3 Makassar telah telah mengadaptasi dan mengimplentasikan 3 sistem pembelajaran guna untuk mengietgrasikan nilai – nilai yang ada di kurikulum 2013 keitga metode pembelajaran itu yakni: Inquiry, profect base learning, dan discovery, dimana dalam tiap 1 matarapelajaran siswa dapat mendapat 3 penilaian yakni: pengetahuan, keterampilan dan sikap, sehingga selama proses belajar guru hanya sebagai fasilitator yang mempunyai peranan sekita 20% bidandingkan siswa yang mempunyai peranan sekitar 70%. Tidak hanya itu dalam hal penerapan kurikulum 2013 SMK Negeri 3 Makassar juga menggunakan fasilitas teknologi sesuai perkembangan zaman, dimana SMK Negeri 3 Makassar sebagai sumber belajar siswa.

         Aksiologis
Kurikulum 2013 dirancang bukan hanya untuk menilai pengetahuan atau sejauh mana output yang dihasilkan dari kurikulum 2013 tetapi juga banyak hal indicator yang harus di ukur untuk menilai suksesnya kurikululm 2013. Di SMK Negeri 3 Makassar sendiri sikap adalah salah satu hal yang sangat penting dalam aspek penilaian, karena sikap inilah yang bersangkutan dengan nilai moral siswa karena akan berdampak langsung ke lingkungan masyarakat sehingga implementasi keahlian siswa dapat berintegrasi dengan sikap dan moral siswa, dimana kurikulum 2013 juga menekankan hal tersebut. Hal ini sangat jelas bahwa penanman sikap di 2012 telah menghasilkan perubahan sikap para siswa sebagai penyeimbang agar dapat diserap oleh industry, tambah wakil kepala sekola bidang kurikulum SMK Negeri 3 Makassar.






















BAB III
Kesimpulan.

            Kurikulum 2013 mempunyai peranan penting dalam hal kesuksesan belajar dan pembelajaran dalam suatu system, dimana input dalam hal ini kurikulum itu sendiri melalui proses yang dilakukan oleh perangkat pembelajaran untuk menghasilkan output yang berkualitas bukan hanya dari segi pengetahuan, tetapi juga dari segi keterampilan dan juga sikap. Sejauh ini di SMK Negeri Makassar telah menjadi salah satu menjadi salah satu role model pengimplementasian Kurikulum 2013 secara umum dan terkhsus di Kota Makassar.



























Dafta pustaka,

Permendikbud Nomor 70  Tahun 2013.
Kuswana sunaryo, Filosofi Pendidikan teknologi, vokasi, dan kejuruan, 2013







Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages